Buku Prakarya Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018

Buku Prakarya Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018 | Kelasnesia - Kembali lagi dengan Kelasnesia, Pada artikel kali ini Kelasnesia memberikan sebuah artikel berjudul Buku Prakarya Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018, saya telah mempersiapkan tulisan ini dengan sebaik mungkin hanya untuk anda pengunjung setia Kelasnesia.
Artikel ini merupakan bagian dari kategori Artikel, Buku Guru dan Siswa, yang saya tulis semoga hanya menjadi referensi anda. Semoga isi konten dari artikel ini dapat anda pahami. Sekian kata pengantar yang saya lampirkan, silahkan baca artikel secara lengkap pada paragraf berikutnya.

Buku Prakarya Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018

Buku Prakarya Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018
Agar kegiatan pembelajaran pada jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan MTs (Madrsah Tsanawiyah) dapat berjalan dengan baik dan lancar tentunya kita sebagai Guru harus menyiapkan Buku sebagai Sumber belajar. Maka dari itu di artikel ini secara lengkap Admin akan membagikan kepada Anda Buku Guru dan Siswa dalam bentuk PDF yang bisa Anda simpan baik di HP, Notebook ataupun dapat Anda cetak / print.

Buku yang Admin bagikan ini merupakan hasil dari Revisi 2018 untuk Kurikulum 2013, maka dari itu bagi Bapak dan Ibu yang mengampu pada kelas 9 Admin rasa file buku ini untuk mata pelajaran Prakarya akan sangat bermanafaat untuk kegiatan pembelajaran.

Hadirnya Buku ini dapat Anda gunakan untuk Semester 1 ganjil dan 2 genap. Selengkapnya mengenai buku K13 ini dapat Anda simak dan download sesuai dengan mata pelajaran yang Anda Ampu pada link di bawah ini baik pada kelas IX.

Buku Kurikulum 2013 SMP Kelas IX Revisi Tahun 2018

File Buku Guru dan Siswa yang Admin bagikan ini berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) jadi sedah tentu layak dan wajib Bapak dan Ibu Guru gunakan:
Rasional
Sejarah Prakarya di Indonesia dimulai dari kegiatan nonformal yang bersinggungan dengan tradisi lokal yang memuat sistem budaya, teknologi lokal, serta nilai-nilai kehidupan sosial. Oleh karenanya, penataan pelajaran Prakarya pada Kurikulum 2013 berjalan mengikuti perubahan serta berpijak pada perkembangan IPTEK yang mendasarkan pada budaya lokal. Hal ini diajukan karena kekuatan local genius dan local wisdom masih unggul dan menjadi sistem nilai kerja pada setiap daerah sebagai potensi lokal.

Konteks pendidikan kearifan lokal, pelajaran Prakarya berbasis budaya, diselenggarakan pada tingkat awal. Konten pendidikan Prakarya dari kearifan lokal berupa pendidikan: (1) tata nilai, sumber etika, dan moral dalam kearifan lokal, sekaligus sebagai sumber pendidikan karakter bangsa, (2) teknologi tepat guna yang masih relevan dikembangkan untuk menumbuhkan semangat pendidikan keterampilan proses produksi, dan (3) materi kearifan lokal.

Dasar pembelajaran berbasis budaya ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai ‘kearifan lokal’ dan ‘jati diri’ sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan, dan kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal. Hal ini didasari pada kondisi nyata bahwa pengaruh kuat budaya luar masih perlu mendapat perhatian terhadap budaya siswa.

Pelajaran Prakarya juga memperhatikan wawasan pasar, dengan mendasarkan pada prinsip pendidikan dan latihan (diklat). Hal ini sesuai dengan harapan Inpres No. 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan, Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, dan Belajar Aktif dan Naturalistik dilaksanakan dengan pendekatan kontekstual. IsiInstruksi Presiden tersebut menyangkut kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk periode 2009-2015, yakni pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Tantangan pelajaran Prakarya dalam menghadapi persoalan internal dan eksternal dibutuhkan keterpaduan: (1) pemahaman nilai tradisi dan kearifran lokal serta teknologi tepat guna, (2) adopsi sistem produksi dengan teknologi dasar, serta (3) mendasarkan wawasan pelatihan dengan kewirausahaan. Dasar keterampilan yang menjadi tumpuan pengembangan adalah: rekayasa, pengolahan, budi daya, dan kerajinan. Secara garis besar, pelajaran Prakarya diharapkan memperhatikan: (1) pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai bagian integral yang tak terpisahkan dari pendidikan nasional, (2) pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dikembangkan secara komprehensif sebagai proses pembudayaan, (3) fasilitasi pendidikan dan kebudayaan secara kelembagaan perlu diwadahi secara utuh, (4) pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah dan orangtua, dan (5) revitalisasi pendidikan dan budaya karakter bangsa dalam menggugah semangat kebersamaan.

Kewirausahaan adalah proses dinamis antara visi yang ingin dicapai dengan perubahan lingkungan dan kemampuan berkreasi untuk menyelaraskan visi dan perubahan lingkungan. Proses dinamis tersebut perlu didorong oleh energi dan hasrat yang tinggi untuk menemukan ide-ide baru dalam memecahkan setiap persoalan yang timbul selama proses harmonisasi.

Kewirausahaan pada mata pelajaran Prakarya di SMP/MTs arah pembelajarannya lebih kepada memfasilitasi siswa mengembangkan diri dengan kecakapan hidup (life skill) dan diarahkan pada pembentukan karakter kewirausahaan dengan mengembangkan sikap, pengetahuan dan penumbuhan nilai-nilai kewirausahaan. Pembentukan nilai-nilai karakter kewirausahaan ini dimulai dari penyelarasan antara kemampuan dan kesukaan dengan minat dan motif berwirausaha dengan tujuan melatih koordinasi otak dengan keterampilan teknis. Selain itu, pengembangan keterampilan diarahkan kepada teknologi tepat guna dengan mengganti bahan, bentuk serta keteknikan kepada pemenuhan prakarya family/home skill dan life skill dengan berbasis pada potensi/konteks lokal (kearifan lokal) setempat.

Tujuan
Mata pelajaran Prakarya secara umum dirancang dengan tujuan membekali siswa agar mampu: 
Mengembangkan kreativitas melalui pembuatan produk berupa kerajinan, rekayasa, budi daya, dan pengolahan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan kreatifi tas melalui: mencipta, merancang, memodifikasi (menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan, dan kearifan lokal.
Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki bersama, rasa keindahan, dan toleransi.
Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang berkarakter: jujur, bertanggungjawab, disiplin, dan peduli.
Menumbuh kembangan berpikir teknologis dan estetis: cepat, tepat, cekat serta estetis, ekonomis, dan praktis.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Prakarya memiliki 4 aspek, yaitu:
Kerajinan; Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya. Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni terap (applied art), desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).
Rekayasa; Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi, dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: rekayasa penyambungan balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi) kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip ketepatan agar susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini memerlukan kesatuan pikir dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada: berpikir kreatif, praktis, efektif, ketepatan, dan hemat serta berpikir prediktif.
Budi Daya; Budi daya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak, bertambah banyak. Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudi daya. Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budi daya ini akan memberikan hidup pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem yang berjalan rutin atau prosedural. Manfaat edukatif teknologi budi daya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosystem) menjadi peserta didik yang berpikir sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
Pengolahan; Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi pangan yang mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur, mengawetkan, dan memodifi kasi, sehingga menghasilkan produk pengolahan pangan. Manfaat edukatif teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian peserta didik adalah pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang dipadukan dengan pikiran serta prakarya.

Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap siswa sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

Pembelajaran pada mata pelajaran Prakarya menyiapkan siswa untuk mengenal potensi yang ada di daerahnya, sehingga dapat mengembangkan cinta tanah air dan nasionalisme, serta dapat berperan aktif selaku warga masyarakat, warga negara dan warga dunia untuk bertanggungjawab mengembangkan kearifan lokal Indonesia. Pembelajaran Prakarya di sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat melalui aktivitas kerajinan dan teknologi rekayasa, teknologi budi daya dan teknologi pengolahan. Prakarya dalam pembelajaran, karya yang dihasilkan dengan tangan mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat, dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem dan perilaku obyek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreatifi tas, keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan, kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak secara presisi untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas dan perilaku karakteristik obyek atau karya. Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di masyarakat. Siswa melakukan interaksi terhadap karya produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya, untuk berkreasi menciptakan berbagai jenis produk kerajinan maupun produk teknologi, sehingga diperoleh pengalaman perseptual, pengalaman apresiatif, dan kreativitas dari potensi lingkungan.

Agar dapat memperoleh pengalaman pembelajaran Prakarya yang apresiatif dan kreatif dapat diaplikasikan dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif. Pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan), didukung oleh beberapa pendekatan inovatif lainnya, seperti model pembelajaran berbasis penemuan/penelitian (discovery learning), model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), model pembelajaran berbasis project (project-based learning), di mana ketiga model tersebut dalam pelaksanaannya didukung oleh berbagai metode belajar. Antara lain metode kolaborasi, metode belajar individu, metode teman sebaya, metode belajar sikap, metode permainan, metode belajar kelompok, ataupun metode belajar mandiri. Semua model pembelajaran dan metode belajar tersebut dapat mengaktifkan peserta didik.

Adapun, dalam memilih model pembelajaran untuk mata pelajaran Prakarya hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
Kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Materi/konten pembelajaran.
Karakteristik peserta didik (tingkat kematangan, perbedaan individu).
Ketersediaan sarana dan prasarana (media, alat, dan sumber belajar).
Kemampuan guru dalam sistem pengelolaan dan pengaturan lingkungan belajar.
Sebagai contoh, kalau proses pembelajaran ditekankan pada pengenalan dan pemahaman sangat awal, maka model pembelajaran berbasis penemuan/penelitian (discovery learning) lebih tepat diambil.

Ketika pembelajaran dimaksudkan untuk mengenali suatu masalah secara khusus, maka pilihan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) lebih ditekankan. Sedangkan, apabila tujuan pembelajarannya adalah agar peserta didik mencapai kapasitas penguasaan pengetahuan dalam praktek secara umum, maka kombinasi ketiga model diperlukan.

Proses pembelajaran sebagai proses penanaman sikap spiritual dan sosial dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching) dan langsung (direct teaching). Secara tidak langsung melalui keteladanan dan budaya sekolah, secara langsung melalui pembiasaan, kedisiplinan pengerjaan tugas, diskusi, dan kerja sama kelompok.

Model-model pembelajaran tersebut umumnya akan menghasilkan bermacam-macam lembar kerja yang merupakan hasil bukti belajar (Evidence Based Practice) yang dapat digunakan sebagai bahan penilaian hasil belajar peserta didik. Adapun, Guru sebagai pendidik dan fasilitator hendaknya mengasah kreativitasnya dalam menggunakan suatu model pembelajaran dan mempersiapkan secara matang, sehingga pembelajaran aktif dengan pendekatan saintifik dapat berjalan dengan baik.

Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman siswa terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Sesuai dengan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum tahun 2013, bahwa mata pelajaran Seni Budaya, Prakarya dan Pendidikan Jasmani dan Olah Raga Kesehatan termasuk dalam Kelompok B.

Artinya dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum mata pelajaran tersebu mengakomodasi konten-konten kearifan lokal. Hal ini sesuai dengan arah pengembangan konten mata pelajaran Prakarya yang berpijak pada kekuatan budaya lokal yang menjadi sistem nilai kerja dan potensi lokal di setiap daerah, agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan kearifan lokal, nilai jati diri lokal dan kemandirian wirausaha.

Dapat dikatakan Kurikulum Prakarya telah terintegrasi secara langsung dengan muatan lokal. Dengan karakteristik kurikulum Prakarya dan Kewirausahaan seperti demikian, dapat menjadi sarana konservasi dan pengembangan budaya dan kearifan lokal, sehingga budaya tersebut terjaga kelestarian dan peluang untuk pengembangannya tetap terbuka melalui lembaga pendidikan.

Media dan Sumber Belajar
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau ketrampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dikenal dengan media pembelajaran. Proses Belajar Mengajar adalah sebuah proses komunikasi antara siswa, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah membantu meningkatkan hasil belajar yang tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian, dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran, tentunya akan memberikan hasil yang maksimal. Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Dengan demikian, sumber belajar adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun terkombinasikan. Sebagai contoh sumber lingkungan yaitu situasi/suasana sekitar dimana pesan disampaikan (lingkungan sosial, alam, dan budaya).

Contohnya pasar, pusat kerajinan, tempat kuliner, dan bengkel. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media belajar dan sumber belajar adalah membangun pemahaman dari pengalaman belajar secara langsung dengan mengaktifkan banyak indra manusia sehingga lebih mudah dipahami siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dale yang membuat piramida pembelajaran dan membagi dua bagian yaitu pembelajaran aktif dan pembelajaran pasif.

Media dan sumber belajar pada mata pelajaran Prakarya memiliki peranan penting agar tercapai penguasaan kompetensi dasar dalam penguasaan pengetahuan yang berorientasi praktik untuk pengembangan keterampilan dan menumbuhkan sikap religius dan etika sosial. Pemilihan media dan sumber belajar harus disesuaikan dengan desain pembelajaran dan model pembelajaran serta kaitannya dengan materi-materi pokok sebagaimana terdapat dalam silabus. Guru perlu menganalisis media apa yang cocok untuk melaksanakan proses pembelajaran tersebut. Pemilihan terhadap media perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum menentukan pilihan jenis medianya.

Pemanfaatan media dan sumber belajar terkait dengan rancangan pembelajaran, khususnya pertimbangan antara metode, model pembelajaran serta materi pelajaran yang semuanya diikat oleh tujuan pembelajaran.

Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut.
By Design, media dan sumber belajar yang direncanakan dan dikembangkan sesuai dengan desain dan tujuan pembelajaran sehingga dapat membantu kemudahan dalam proses pembelajaran. Contoh: - Belajar di perpustakaan yang sudah dirancang sebelumnya di dalam pembelajaran; sebagian Kompetensi Dasar dalam silabus bisa dijelaskan dan dihubungkan dengan beberapa buku atau arsip yang lain. - Belajar di dunia industri, dunia usaha atau tempat pertokoan untuk melihat dan mengamati hasil/produk kerajinan, rekayasa, budi daya maupun pengolahan. - Belajar di lapangan atau lahan pertanian, melalui proposal belajar field study.
By Utilization, media dan sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diterapkan dan digunakan untuk keperluan belajar.

Jenis ini digunakan secara langsung atau improvisasi oleh guru. Secara garis besar isi sumber ini berupa:
Pasar kerajinan, tanaman, permainan anak, kue atau toko makanan. Guru mengajak siswa tanpa direncanakan awalnya, tetapi kemudian dikembangkan karena terdapat hubungan materi dengan objek/media atau sumber belajar.
Peristiwa pameran: kerajinan, rekayasa, tanaman, unggas atau sejenisnya, makanan hasil olahan dan pengeringan dapat dijadikan media dan sumber belajar.
Dami atau pracetak karya rekayasa, kerajinan atau sejenisnya dapat difungsikan untuk media dan sumber belajar.
Dapat juga media dan sumber belajar muncul ketika melaksanakan metoda karya wisata mengunjungi lokasi industri, atau dunia usaha.
Guru memberi contoh sekaligus berfungsi sebagai media dan sumber belajar. Media dan sumber belajar sebagai aspek usaha yang dapat mendukung proses belajar, hendaknya direncanakan sebelumnya, didesain dan dipilih maupun dikombinasikan sehingga menjadi suatu sistem instruksional yang lengkap dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

Di samping itu, pada mata pelajaran Prakarya ada media dan sumber belajar yang juga dapat berfungsi sebagai alat praktek, atau sebagai sarana yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Misalnya: daerah yang menjadi sasaran dalam kaitan pemberdayaan masyarakat, ilustrasi gambar, diagram, dan sebagainya dengan lebih banyak memanfaatkan sarana teknologi komunikasi dan informasi, seperti teknologi visual jika di dalam kelas, atau media massa, media elektronik, teknologi informasi ketika praktek lapangan.

Guru diharuskan memilih dalam menentukan media dan sumber belajar yang akan dipergunakan sesuai kebutuhan. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam memilih media dan sumber belajar antara lain:
Menganalisis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan;
Menganalisis strategi, pendekatan, dan metode yang akan digunakan;
Menganalisis kesiapan faktor pendudkung pembelajaran;
Menganalisis alokasi waktu yang tersedia;
Menganalisis efektivitas media dalam menyampaikan pesan belajar;
Membuat media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibelajarkan dan mampu merangsang minat peserta didik untuk terampil bertanya; dan
Media dan sumber belajar yang dipilih hendaknya lebih bersifat konkret atau dapat menunjukkan misi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pemilihan dan penggunaan media dan sumber belajar hendaknya semaksimal mungkin mempertimbangkan perkembangan dan kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi untuk menunjang proses pembelajaran.

Guru dapat melakukan observasi untuk menentukan jenis media dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa buku teks pelajaran bukan merupakan sumber pembelajaran satu-satunya, tetapi merupakan sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti.

Penilaian
1. Strategi Penilaian Hasil Belajar
Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterprestasi bukti-bukti hasil pengukuran (Permendikbud 81A tahun 2013). Adapun, pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 (perubahan PP Nomor 19 tahun 2005) tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Berdasarkan pada PP Nomor 32 tahun 2013 dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkelanjutan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi siswa, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Sedangkan fungsi penilaian hasil belajar, sebagai berikut:
a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

Kurikulum 2013 mengutamakan ketercapaian kompetensi secara utuh. Hal itu akan berimplikasi pada perlunya sistem penilaian yang utuh. Kompetensi utuh tersebut mencakup tiga aspek penting yaitu penguasaan pengetahuan, pengetahuan dalam praktik atau keterampilan, dan perubahan sikap.

Penilaian kompetensi secara utuh, yang meliputi aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) dilakukan dengan meng gunakan pendekatan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara utuh dan komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan saintifik (scientific approach). Penilaian autentik mampu menggambarkan pencapaian hasil belajar siswa, karena berhubungan dengan pengalaman pembelajaran yang didapat siswa, seperti mengamati, meneliti, mencoba, menulis, merevisi, dan membahas artikel, menalar, memberikan analisa lisan terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, maupun mengomunikasikan. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kontekstual, sehingga memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.

Adapun strategi penilaian hasil belajar setiap mata pelajaran, adalah sebagai berikut.
a. Satuan pendidikan menetapkan acuan patokan. Semua kompetensi hendaknya dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan indikator hasil belajar dan ditetapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
b. Siswa mampu belajar tuntas untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) Siswa tidak diperkenankan melanjutkan kompetensi berikutnya sebelum mampu menyelesaikan kompetensi yang diajarkan dengan hasil yang baik. Siswa dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan berbeda. Siswa yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk konten/materi yang sama, dibandingkan siswa pada umumnya.
c. Sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan Kompetensi Dasar yang telah tercapai dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
d. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka penilaian harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
e. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi siswa yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi ketuntasan.

Mekanisme dan prosedur penilaian pada mata pelajaran dilaksanakan oleh pendidik dan satuan pendidikan berupa penilaian proses (autentik), penilaian diri, penilaian proyek, dan penilaian praktek, baik untuk ujian tingkat kompetensi, ujian akhir semester, dan ujian sekolah.

2. Bentuk Penilaian Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap
Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara utuh dan komprehensif. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran, dan proses. Adapun bentuk dan teknik penilaian dapat mengacu pada silabus, karena di dalam silabus telah ditentukan jenis dan teknik penilaian untuk ketercapaian setiap Kompetensi Dasar (KD). Pada mata pelajaran Prakarya bentuk dan teknik penilaian yang digunakan untuk penilaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut.
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pada mata pelajaran Prakarya guru menilai kompetensi pengetahuan melalui tes lisan dan penugasan. 
Penilaian penugasan berupa pengamatan atau curah pendapat yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan penilaian praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas, pembuatan karya/produk atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu serta penilaian karya/produk yang dihasilkan.
c. Penilaian Kompetensi Sikap
Guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarsiswa (peer evaluation), dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Penilaian antarsiswa merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa.
Jurnal merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Instrumen penilaian dalam melakukan penilaian Prakarya, harus memenuhi persyaratan berikut.
Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai.
Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Selengkapnya mengenai Buku Buku tersebut dapat Bapak dan Ibu unduh pada link dibawah ini.
Buku Guru Prakarya Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018 (UNDUH)
Buku Siswa Prakarya Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018 (UNDUH)

Bagian akhir mengenai Buku Prakarya Kelas IX Kurikulum 2013 Revisi 2018 dan sebagai penutup saya mohon maaf jika ada bagia-bagian yang tidak anda pahami, karena kesempurnaan hanya milik tuhan, jangan lupa bookmark dan bagikan ke teman-teman anda jika isi dari artikel ini bermanfaat. Terimakasih

Disclaimer: Isi konten berupa File, Gambar, Video atau point-point di dapat dari berbagai sumber media lain yang beredar di internet. Hak cipta sepenuhnya merupakan hak milik sumber terkait. Situs ini tidak bertangggung jawab atas kerusakan dan ketidakabsahan terkait dari ini konten.